Senin, 10 Januari 2011

Aku Jatuh Cinta


" Aku jatuh cinta "

Betulkah ?

Tanyalah pada hatimu jika engkau jatuh cinta ?

Cinta adalah misteri, tapi cinta menjatuhkan para raja dari singgasananya, membuat sakit jiwa orang yang dirundungnya, Tapi cinta pula yang membawanya kepada istana, meninggikan ruh hamba kepada Robbnya ke surga yang tertinggi lagi mulia.

Al Imam Ibnul Qoyyim rohimahulloh seorang alim pemerhati masalah cinta, mengungkapkan makna cinta dari sisi bahasa, " mahabbah " ungkapan dalam bahasa arab, berasal dari kata hubb, ada 5 makna bagi cabang hubb,

pertama, ash shofa wa al bayadh artinya putih bersih.

kedua, al uluww wa azh zhuhur artinya tinggi dan kelihatan.

ketiga, al luzum wa ats tsubut artinya terus menerus dan konsisten.

keempat, lubb artinya inti atau sari pati, oleh karena itu orang yang tercinta disebut habbat qolb.

kelima, al hifzd wa al imsak adalah menjaga dan menahan.

Kata cinta dalam bahasa arab sangatlah bernuansa, beberapa orang berusaha memaknai cinta dengan melihat sebab munculnya cinta, tanda-tandanya, buah atau hasilnya cinta, definisi cinta yang bisa dimaklumi.

Beberapa makna cinta adalah :

  • Kecenderungan seluruh hati yang terus menerus (kepada yang dicintai).
  • Kesediaan hati menerima segala keinginan orang yang dicintainya.
  • Kecenderungan sepenuh hati untuk lebih mengutamakan orang yang dicintai daripada diri dan harta sendiri, seia sekata dengannya, baik sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, kemudian merasa bahwa cintanya masih kurang.
  • Pengembaraan hati karena mencari yang dicintai, sementara lisan senantiasa menyebut-nyebut namanya.
  • Menyibukkan diri untuk mengenang yang dicintainya dan menghinakan diri kepadanya.

Manakah yang sesuai dengan cinta yang ada dalam hatimu?


Cinta memang rasa dalam qolbu membaur dalam nuansa rasa yang tak terucapkan, hanya dapat dirasa, namun sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata.

Ibnul Qoyyim rohimahulloh mengatakan tidak ada batasan cinta yang lebih jelas daripada kata cinta itu sendiri. Makna cinta tidak bisa dilukiskan hakikatnya secara jelas, keculai dengan dengan kata cinta itu sendiri.


Dua Cinta

Sumber munculnya cinta ada dua :

pertama, cinta yang bersifat fithri jibiliyah atau naluriyah yang telah Alloh Ta'ala ciptakan secara alami pada jiwa manusia.

kedua, cinta yang bersifat sababi kasbi yang muncul karena diusahakan melewati suatu proses yang dilakukan oleh manusia yang terlingkupi cinta tersebut.

Cinta fithtri jibiliyah tidaklah menyebabkan engkau dicela, sebab Alloh Ta'ala telah menciptakannya sebagai suatu fitroh dalam dirimu.

sedangkan cinta sababi kasbiyah adalah cinta yang muncul karena kehendak orang yang terlingkupi cinta tersebut, dimana Alloh Ta'ala akan memberikan hukuman pada pelakunya apabila  cintanya berpaling dari hal-hal yang di ridho'i Alloh ta'ala.

Cinta yang bersifat naluriyah maupun cinta yang tumbuh karena usaha haruslah diletakkan sesuai pada tempat yang benar, jika kedua wujud cinta itu dimunculkan sesuai takaran dan mengikuti aturan Dzat yang menciptakan cinta, pasti yang muncul adalah kemaslahatan bagi sang pecinta, siapun dia dan apapun yang menjadi obyek cintanya.



Cinta dan Alloh 'Azza wa jalla

  • Cinta kepada Aloh Ta'ala
Cinta kepada Alloh Ta'ala adalah sumber segala wujud cinta sejati, sebab cinta kepada Alloh Ta'ala adalah sumber keabadian cinta, sehingga cinta yang paling sejati, akan mengangkat martabat sang pecinta, bahkan derajat amal perbuatan sang pecinta. Mencintai Alloh Ta'ala merupakan kewajiban yang teramat agung, ia adalah pondasi setiap amal sholih.

Semua amal sholih berasal dari cinta yang terpuji, jadi sumber cinta yang terpuji adalah cinta kepada Alloh Ta'ala, sebaliknya amal yang bersumber dari cinta kepada selain Alloh Ta'ala tidak akan pernah menjadi amal sholih.

  • Cinta sesuatu karena Alloh Ta'ala
Rasa cinta kepada sesuatu yang menjadi konsekuensi cinta kepada Alloh Ta'ala, tanpa rasa cinta ini seorang hamba tidaklah dikatakan cinta kepada Alloh Ta'ala, cinta yang wajib hukumya.

قُلۡ إِن كُنتُمۡ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى يُحۡبِبۡكُمُ ٱللَّهُ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡ‌ۗ

"Katakanlah jika kalian benar-benar cinta kepada Alloh maka ikutilah aku (Muhammad) niscaya Alloh akan mencintai kalian dan mengampuni doda-dosa kalian ".(QS. Ali Imron : 31).

  • Cinta sesuatu di jalan Alloh Ta'ala
Cinta ini bisa berawal dari cinta yang yang bersifat fithri jibiliyah, tapi ini tidaklah cukup, Cinta yang menggiring sang pecinta kepada kebaikan dan ketaatan kepada Alloh Ta'ala, seperti mencintai suami atau istri, orang tua atau apapun di jalan Alloh Ta'ala, cinta yang seperti ini hukumnya wajib, tapi jikalau cinta ini justru menjerumuskan sang pecinta kepada yang harom, maka hukumnya menjadi harom dan ini bukan dinamakan cinta karena Alloh ta'ala.

  • Cinta sesuatu bersamaan dengan cinta kepada Alloh Ta'ala
Cinta kepada selain Alloh 'azza wa jalla, cinta kepadaNya bersamaan cinta kepada selain Alloh Ta'ala sebagaimana cintanya kepada Alloh Ta'ala.

وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَتَّخِذُ مِن دُونِ ٱللَّهِ أَندَادً۬ا يُحِبُّونَہُمۡ كَحُبِّ ٱللَّهِ‌ۖ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَشَدُّ حُبًّ۬ا لِّلَّهِ‌ۗ

"dan diantara manusia ada orang yang menjadikan dari selain Alloh sebagai tandingan, mereka mencintai mereka seperti mencintai Alloh, dan orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Alloh ".(QS. Al baqoroh : 165).

Rasa cinta Ini juga bisa bermula dari cinta jibiliyah, seperti cinta kepada orang tua, suami, istri. saat cinta ini mencapai tingkat sebagaimana cinta kepada Alloh Ta'ala, maka yang ini hukumnya harom.



Salahkah aku jatuh cinta?


"Kala hati sedang hampa, dia muncul membawa pesona"

aku jatuh cinta, apakah aku berdosa   ?

Saat awal kehidupan, cinta kepada orang tua anugerah terindah dimana kita rasakan sampai akhir hayat kita, kemudian disaat tumbuh menjadi dewasa, saatlah mengenal cinta yang lain yang begitu rentan dengan godaan syaithon,

Adakah dosa jatuh cinta?

Alloh Subhanahu wa Ta'ala berkata :

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ ٱلشَّهَوَٲتِ مِنَ ٱلنِّسَآءِ وَٱلۡبَنِينَ وَٱلۡقَنَـٰطِيرِ ٱلۡمُقَنطَرَةِ مِنَ ٱلذَّهَبِ وَٱلۡفِضَّةِ وَٱلۡخَيۡلِ ٱلۡمُسَوَّمَةِ وَٱلۡأَنۡعَـٰمِ وَٱلۡحَرۡثِ‌ۗ ذَٲلِكَ مَتَـٰعُ ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا‌ۖ وَٱللَّهُ عِندَهُ ۥ حُسۡنُ ٱلۡمَـَٔابِ

"dijadikan indah bagi manusia kecintaan kepada syhwat berupa wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang, demikian itulah kesenangan hidup dunia, dan disisi Alloh sebaik-baik tempat kembali ".(QS. Ali Imron : 14).

Cinta kepada lawan jenis, perasaan ini takkan bisa ditolak bagaimanapun caranya, karena termasuk cinta naluriyah, rasa cinta yang ibaratkan pisau bermata dua. Cinta yang bersifat fitroh menjadi ibadah tatkala dijalani sesuai dengan aturan syari'at, sebaliknya akan menjadi dosa apabila melanggar batas-batas  syari'at.

Pernikahan adalah jalan yang terindah dalam mewujudkan cinta naluriah, sebelum engkau mampu maka tidak ada jalan lain kecuali menjaga hati dan pergaulan. Hal ini juga dengan menjaga pandangan kepda lawan jenis, tidak bersepi-seoian, tidak bercampur baur atau bahkan dengan cara berpuasa,

sebagaimana Rosululloh Sholallohu 'alaihi wa sallam berkata :

“Wahai sekalian para pemuda barang siapa diantara kalian telah mampu baah (menikah dgn berbagai macam persiapannya) hendak menikah krn menikah lebih menundukan pandangan dan lebih menjaga kehormatan. Barang siapa yg belum mampu menikah hendaklah puasa karena puasa merupakan wijaa (pemutus syahwat) baginya.” ( Bukhori 4/106 dan Muslim  1400 dari Abdulloh Ibnu Mas'ud rodhiyaallohu 'anhu).

tentu saja juga solusinya adalah mengisi dengan kesibukan yang bermanfaat,seperti  ibadah atau menuntut ilmu syar'i.


Bila salah cinta ?!


Cinta yang benar-benar mencengkram hati sehingga sulit untuk keluar dan lepas dari jeratannya, bila kondisi ini dibiarkan pasti akan berujung pada kesengsaraan pelakunya, apa yang harus dilakukan?

Menikah ini bila memungkinkan..

akan tetapi harus sesuai dengan anjuran Nabi shollallohu 'alahi wa sallam, beliau berkata :

"Aku tidak melihat sesuatu yang lebih baik bagi dua orang yang saling mencintai seperti nikah".(riwayat Ibnu majah).

Diriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam  berkata :

"Tiga hal yang barangsiapa ketiganya ada pada dirinya, niscaya dia akan mendapatkan manisnya iman. Hendaklah Alloh dan RosulNya lebih ia cintai daripada selain keduanya, dan hendaklah dia mencintai seseorang dan tidaklah dia mencintainya melainkan karena Alloh, dan hendaklah dia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Alloh selamatkan dia dari kekufuran itu sebagaimana dia benci untuk dilemparkan ke dalam neraka.” (Bukhori no. 16 dan Muslim no. 43).


Cinta kepada Robbku penyebab sakitku

Sedangkan Robbku adalah penyembuhku


wallohu a'lam bis showab

1 komentar: