Selasa, 11 Januari 2011

Hawa nafsu dunia bagaikan khayalan..

Nabi Shollallohu alaihi wa Sallam berkata :

لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللهِ جَنَاحَ بَعُوْضَةٍ مَا سَقَى كَافِرًا مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ

"seandainya keberadaan dunia memiliki nilai di sisi Alloh walau seberat sebelah sayap nyamuk niscaya Alloh tidak akan memberikan minum kepada orang kafir setegukan air" (HR. At Tirmidzi no. 2320, Ash Shohihah no. 686  )

Nabi Shollallohu alaihi wa sallam beliau manusia yang paling zuhud terhadap kehidupan dunia dan beliau memperingatkan kepada para sahabatnya dari fitnah dunia, lantas mereka pun mengambil dunia sekedarnya dan mengeluarkannya di jalan Alloh Subhanahu wa Ta'ala sebanyak-banyaknya, mereka mengambil sekedar yang apa yang mencukupi dan mereka tinggalkan perkara yang melalaikan dari akhirat mereka.

Rosululloh Shollallohu alaihi wa Sallam pernah berpesan kepada Abdulloh bin Umar rodhiyallohu anhuma, sambil memegang pundaknya:

كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيْلٍ

"jadilah engkau (Abdulloh) di dunia ini seperti orang yang asing atau seseorang yang sekedar lewat (musafir)." (HR. Al Bukhori no. 6416)

Abdulloh bin Umar rodhiyallohu anhuma pun memegang teguh wasiat Nabinya baik dalam ucapan maupun perbuatan, beliau berkata setelah menyampaikan hadits Rosulululloh Shollallohu alaihi wa Sallam di atas :

"Bila engkau berada di sore hari maka janganlah engkau menanti datangnya pagi, sebaliknya bila engkau berada di pagi hari, janganlah menanti sore hari, Gunakanlah waktu sehatmu (untuk beramal ketaatan) sebelum datang sakitmu dan gunakan hidupmu (untuk beramal sholih) sebelum kematian menjemputmu."

Beliau rodhiyallohu anhuma merupakan sahabat yang terkenal dengan kezuhudan dan sifat qonaahnya terhadap dunia.

Abdulloh Ibnu Mas'ud rodhiyallohu anhu pernah berkata :

"Pemuda Quraisy yang paling dapat menahan dirinya dari dunia adalah Abdulloh bin Umar rodhiyallohu anhuma." (lihat Siyar A'lamin Nubala', hal. 3/211).

Telah berkata Asy Syaikh Abdurrohman bin Nashir As Sa'di rohimahullohu dalam mentafsirkan QS. Al Hadid ayat 20 :

"Alloh Subhanahu wa Ta'ala mengabarkan tentang hakikat dunia dan apa yang ada di atasnya, Alloh Subhanahu wa Ta'ala terangkan akhir kesudahannya dan kesudahan penduduknya.

Dunia adalah permainan dan sesuatu yang melalaikan,mempermainkan tubuh dan melalaikan hati, bukti akan hal ini didapatkan dan terjadi pada anak-anak dunia, engkau dapati mereka menghabiskan waktu-waktu dalam umur mereka dengan sesuatu yang melalaikan hati dan melengahkan dari berdzikir kepada Alloh Subhanahu wa Ta'ala, adapun janji dan ancaman yang ada di hadapan, engkau lihat mereka telah menjadikan agama mereka sebagai permainan dan gurauan belaka, berbeda halnya dengan orang yang sadar dan orang-orang yang beramal untuk akhirat, hati mereka penuh disemarakkan dengan dzikrulloh, mengenali dan mencintaiNya, mereka sibukkan waktu-waktu mereka dengan melakukan amalan yang dapat mendekatkan diri mereka kepada Alloh daripada membuangnya untuk sesuatu yang manfaatnya sedikit."

Kemudian Alloh Subhanahu wa Ta'ala memberikan permisalan bagi dunia dengan hujan yang turun di atas bumi, suburlah karenanya tumbuh-tumbuhan yang dimakan oleh manusia dan hewan, hingga ketika bumi telah memakai perhiasan dan keindahannya dan para penanamnya, yang cita-cita dan pandangan mereka hanya sebatas dunia, pun terkagum-kagum karenanya, datanglah perintah Alloh Subhanahu wa Ta'ala yang akhirnya tanaman itu layu, menguning, kering dan hancur, bumi kembali kepada keadaannya semula, seakan-akan belum pernah ada tetumbuhan yang hijau di atasnya.

Demikianlah dunia, tatkala pemiliknya bermegah-megahan dengannya, apa saja yang ia inginkan dari tuntutan dunia dapat ia peroleh, apa saja perkara dunia yang ia tuju, ia dapatkan pintu-pintunya terbuka. Namun tiba-tiba ketetapan takdir menimpanya berupa hilangnya dunianya dari tangannya, hilangnya kekuasaannya… Jadilah ia meninggalkan dunia dengan tangan hampa, tidak ada bekal yang dibawanya kecuali kain kafan…." (Taisirul Karimir Rohman, hal. 841).


Jika kalian bepergian tanpa bekal taqwa

dan pada saat kebangkitan..

kalian akan menyaksikan orang-orang yang berbekal

Hawa nafsu dunia bagaikan khayalan..

namun ketika hendak diraih untuk menyambutnya

mata mereka melihat sangkar yang terpasang

Sampai akhirnya mereka menuju ke kehidupan berikutnya, wal 'iyadzubillah

 يَا لَيْتَ قَوْمِي يَعْلَمُونَ

"duhai kiranya kaumku mengetahui.."(QS. Yasin : 260)

demi Alloh..ketika seseorang mengisi hari demi harinya hanyalah dengan tidur, maka tatkala terbangun ia berfikir apakah yang ia raih..?

wallohu a'lam bish showab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar