Selasa, 11 Januari 2011

Di Dadamu ada Sebuah Rumah

Barangsiapa tidak mengenal dirinya, mana mungkin dia mengenal penciptanya.


Ketahuilah...

Alloh Ta'ala telah menciptakan di dadamu sebuah rumah.

Itulah hati.

Dan Alloh Ta'ala telah meletakkan di dadamu singgasana untuk mengilmui Alloh Ta'ala yang keagunganNya beristiwa` padanya.

Dan Alloh Ta'ala dengan Dzatnya istiwa` di atas ‘ArsyNya, berbeda dengan makhlukNya.'

(Bagi Alloh) perumpamaan yang tinggi dalam mengetahuiNya, mencintaiNya, dan mentauhidkanNya beristiwa’ di atas ranjang hati, dan ranjang permadani ridho.

Alloh Ta'ala letakkan di sebelah kanan dan kirinya para penjaga syariatNya dan peritah-perintahNya.

Alloh Ta'ala membukakan pintu menuju surga rahmatNya, tenteram bersamaNya dan benar-benar berharap ingin berjumpa denganNya.

Alloh telah menurunkan hujan dengan siraman firman-firmanNya yang dengannya tumbuh wewangian dan pepohonan yang berbuah segala bentuk ketaatan seperti bertahlil, bertasbih, bertahmid dan mensucikan Alloh Ta'ala.

Alloh Ta'ala  menjadikan di tengah-tengah kebun tersebut pohon ma’rifah (pengetahuan) yang memberikan buah sepanjang masa dengan seijin dari Robbnya berupa cinta, bertaubat, takut bergembira dan berusaha mendekatkan diri kepadaNya.

Alloh mengalirkan dari (celah-celah) pohon tersebut apa yang akan menyiraminya berupa penggalian firman-firmanNya, memahaminya, dan mengamalkan segala wasiatNya.

Dan Alloh Ta'ala menggantungkan di dalam persinggahan tersebut, lentera yang meneranginya dengan cahaya pengetahuan dan dengan keimanan dan mentauhidkannya.

(Lentera) itu bersambung dari pohon yang berbarokah dan mengandung minyak yang tidak diketahui ujung timur dan baratnya, hampir-hampir minyaknya akan menerangi walaupun tidak disentuh api.

Kemudian Alloh Ta'ala melingkarinya dengan pagar yang akan mencegah segala hama perusak yang akan masuk.

Barangsiapa mengganggu kebun, niscaya mereka tidak akan sanggup dan Alloh Ta'ala meletakkan penjaga dari kalangan Malaikat yang akan menjaganya baik di waktu dia tertidur ataupun terjaga.

Kemudian Alloh Ta'ala  mengingatkan pemilik kebun dan rumah tersebut untuk dia tinggal padanya dan selalu membersihkan tempat tinggalnya serta segala apa yang akan mengotorinya agar penghuninya ridho (untuk menempatinya).

Ketika dia merasakan ada sesuatu yang mengotorinya dia berusaha untuk membersihkannya karena khawatir jika yang menempatinya itu (tidak) mau tinggal padanya.

Aduhai betapa nikmatnya orang yang tinggal padanya dan tempat tinggal tersebut.(Al-Fawa`id hal. 190).

Hawa nafsu dunia bagaikan khayalan..

Nabi Shollallohu alaihi wa Sallam berkata :

لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللهِ جَنَاحَ بَعُوْضَةٍ مَا سَقَى كَافِرًا مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ

"seandainya keberadaan dunia memiliki nilai di sisi Alloh walau seberat sebelah sayap nyamuk niscaya Alloh tidak akan memberikan minum kepada orang kafir setegukan air" (HR. At Tirmidzi no. 2320, Ash Shohihah no. 686  )

Nabi Shollallohu alaihi wa sallam beliau manusia yang paling zuhud terhadap kehidupan dunia dan beliau memperingatkan kepada para sahabatnya dari fitnah dunia, lantas mereka pun mengambil dunia sekedarnya dan mengeluarkannya di jalan Alloh Subhanahu wa Ta'ala sebanyak-banyaknya, mereka mengambil sekedar yang apa yang mencukupi dan mereka tinggalkan perkara yang melalaikan dari akhirat mereka.

Rosululloh Shollallohu alaihi wa Sallam pernah berpesan kepada Abdulloh bin Umar rodhiyallohu anhuma, sambil memegang pundaknya:

كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيْلٍ

"jadilah engkau (Abdulloh) di dunia ini seperti orang yang asing atau seseorang yang sekedar lewat (musafir)." (HR. Al Bukhori no. 6416)

Abdulloh bin Umar rodhiyallohu anhuma pun memegang teguh wasiat Nabinya baik dalam ucapan maupun perbuatan, beliau berkata setelah menyampaikan hadits Rosulululloh Shollallohu alaihi wa Sallam di atas :

"Bila engkau berada di sore hari maka janganlah engkau menanti datangnya pagi, sebaliknya bila engkau berada di pagi hari, janganlah menanti sore hari, Gunakanlah waktu sehatmu (untuk beramal ketaatan) sebelum datang sakitmu dan gunakan hidupmu (untuk beramal sholih) sebelum kematian menjemputmu."

Beliau rodhiyallohu anhuma merupakan sahabat yang terkenal dengan kezuhudan dan sifat qonaahnya terhadap dunia.

Abdulloh Ibnu Mas'ud rodhiyallohu anhu pernah berkata :

"Pemuda Quraisy yang paling dapat menahan dirinya dari dunia adalah Abdulloh bin Umar rodhiyallohu anhuma." (lihat Siyar A'lamin Nubala', hal. 3/211).

Telah berkata Asy Syaikh Abdurrohman bin Nashir As Sa'di rohimahullohu dalam mentafsirkan QS. Al Hadid ayat 20 :

"Alloh Subhanahu wa Ta'ala mengabarkan tentang hakikat dunia dan apa yang ada di atasnya, Alloh Subhanahu wa Ta'ala terangkan akhir kesudahannya dan kesudahan penduduknya.

Dunia adalah permainan dan sesuatu yang melalaikan,mempermainkan tubuh dan melalaikan hati, bukti akan hal ini didapatkan dan terjadi pada anak-anak dunia, engkau dapati mereka menghabiskan waktu-waktu dalam umur mereka dengan sesuatu yang melalaikan hati dan melengahkan dari berdzikir kepada Alloh Subhanahu wa Ta'ala, adapun janji dan ancaman yang ada di hadapan, engkau lihat mereka telah menjadikan agama mereka sebagai permainan dan gurauan belaka, berbeda halnya dengan orang yang sadar dan orang-orang yang beramal untuk akhirat, hati mereka penuh disemarakkan dengan dzikrulloh, mengenali dan mencintaiNya, mereka sibukkan waktu-waktu mereka dengan melakukan amalan yang dapat mendekatkan diri mereka kepada Alloh daripada membuangnya untuk sesuatu yang manfaatnya sedikit."

Kemudian Alloh Subhanahu wa Ta'ala memberikan permisalan bagi dunia dengan hujan yang turun di atas bumi, suburlah karenanya tumbuh-tumbuhan yang dimakan oleh manusia dan hewan, hingga ketika bumi telah memakai perhiasan dan keindahannya dan para penanamnya, yang cita-cita dan pandangan mereka hanya sebatas dunia, pun terkagum-kagum karenanya, datanglah perintah Alloh Subhanahu wa Ta'ala yang akhirnya tanaman itu layu, menguning, kering dan hancur, bumi kembali kepada keadaannya semula, seakan-akan belum pernah ada tetumbuhan yang hijau di atasnya.

Demikianlah dunia, tatkala pemiliknya bermegah-megahan dengannya, apa saja yang ia inginkan dari tuntutan dunia dapat ia peroleh, apa saja perkara dunia yang ia tuju, ia dapatkan pintu-pintunya terbuka. Namun tiba-tiba ketetapan takdir menimpanya berupa hilangnya dunianya dari tangannya, hilangnya kekuasaannya… Jadilah ia meninggalkan dunia dengan tangan hampa, tidak ada bekal yang dibawanya kecuali kain kafan…." (Taisirul Karimir Rohman, hal. 841).


Jika kalian bepergian tanpa bekal taqwa

dan pada saat kebangkitan..

kalian akan menyaksikan orang-orang yang berbekal

Hawa nafsu dunia bagaikan khayalan..

namun ketika hendak diraih untuk menyambutnya

mata mereka melihat sangkar yang terpasang

Sampai akhirnya mereka menuju ke kehidupan berikutnya, wal 'iyadzubillah

 يَا لَيْتَ قَوْمِي يَعْلَمُونَ

"duhai kiranya kaumku mengetahui.."(QS. Yasin : 260)

demi Alloh..ketika seseorang mengisi hari demi harinya hanyalah dengan tidur, maka tatkala terbangun ia berfikir apakah yang ia raih..?

wallohu a'lam bish showab

Sumber setiap kebaikan adalah taufik dari Alloh Ta'ala

Dasar dan pondasi setiap kebaikan adalah mengetahui bahwa apa yang dikehendaki Alloh Ta'ala akan terjadi dan apa yang tidak dikehendakiNya tidak akan terjadi, dengan demikian kita harus menyakini bahwa semua kebaikan adalah nikmatNya, maka bersyukurlah atas nikmat itu kepadaNya agar nikmat itu tidak sirna., begitu pula sebaliknya, segala kejelekan adalah azab dan siksa dariNya, maka mohonlah kepadaNya agar Dia menjauhkannya.

Pokok setiap kebaikan pada dasarnya adalah taufik dari Alloh Ta'ala kepada manusia dan setiap bencana adalah penghinaan Alloh Ta'ala terhadap hamba, apabila sumber setiap kebaikan adalah taufik yang berada di tangan Alloh Ta'ala, maka kuncinya adalah berdo'a, merasa butuh, mencintai dan takut padaNya, jika Alloh Ta'ala telah memberikan kunci ini kepada hamba, berarti Alloh Ta'ala menginginkan membuka pintu bagi hamba, sebaliknya jika Alloh Ta'ala menjauhkan kunci itu dari hamba, tentunya pintu itu dalam keadaan terkunci.

Alloh Subhanahu wa Ta'ala adalah Dzat yang Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui, Ia meletakkan taufikNya dan kehinaan pada tempat yang sesuai, Sungguh Dia maha Mengetahui dan Maha Bijaksana. Alloh Ta'ala tidak akan memberikan taufik kepada seseorang yang telah hilang rasa syukurnya.

Pokok keimanan adalah kesabaran, iman dan sabar sebagaimana kepala bagi badan, jika kepala dipotong maka jasad tidak akan berfungsi sama sekali.


seorang hamba tidaklah disiksa dengan siksaan yang berat daripada kekerasan hati dan jauh dari Alloh

Api neraka diciptakan untuk mencairkan hati yang keras

Hati yang paling jauh dari Alloh adalah hati yang keras


Begitu juga hati yang sakit karena syahwat, maka segala nasehat tidak akan bisa menembusnya,


barangsiapa yang menginginkan kejernihan hati

maka hendaklah ia mendahulukan Alloh


Alloh Subhanahu wa Ta'ala berkata :

فَاصْبِرْ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ ۖ وَلَا يَسْتَخِفَّنَّكَ الَّذِينَ لَا يُوقِنُونَ


"maka bersabarlah sesungguhnya janji Alloh adalah benar dan sekali-kali janganlah orang-orang yang tidak menyakini ayat-ayat Alloh mengelisahkanmu".(QS. Ar Rum : 60)


wallohu a'lam bish showab

Akibat Sabar dan Yakin

Alloh Subhanahu wa Ta'ala berkata :

وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُوْنَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا وَكَانُوا بِآيَاتِنَا يُوْقِنُوْنَ

"Dan kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka bersabar dan adalah mereka meyakini ayat-ayat kami." (QS.As Sajdah : 24)

Ibnul Qoyyim rohimahullohu berkata :

"Dengan kesabaran dan keyakinan maka diperoleh kepemimpinan dalam agama.”

Ada yang mengatakan : "Bersabar dari dunia".

Ada pula yang berkata : "Bersabar di atas segala cobaan".

Ada lagi yang mengatakan : "Bersabar dari segala laranganNya".

Yang benar, yang dimaksud dengan kesabaran adalah bersabar dari semuanya, bersabar dalam menjalankan kewajiban dari Alloh Ta'ala, bersabar dari perbuatan harom, dan bersabar menghadapi ketentuan taqdirNya. Alloh Subhanahu wa Ta'ala menggabungkan antara sabar dan yakin, sebab keduanya merupakan kebahagiaan seorang hamba, dan hilangnya dua hal itu akan meyebabkan hilangnya kebahagiaan.

Karena sesungguhnya hati selalu diketuk dengan berbagai syahwat yang menyelisihi perintah Alloh Ta'ala dan dengan berbagai syubhat yang menyelisihi berita-beritaNya, maka dengan kesabaran, syahwat tertolak  dan dengan keyakinan, syubhat tersingkirkan.

Karena syahwat dan syubhat merupakan lawan agama dari berbagai sisi.

Sehingga tidak ada yang terselamatkan dari siksa Alloh Ta'ala kecuali orang yang mampu menolak syahwatnya dengan kesabaran dan menolak syubhat dengan keyakinan.

Oleh karena itu, Alloh Subhanahu wa Ta'ala mengabarkan tentang terhapusnya amalan para pengikut syahwat dan pengikut syubhat, dalam perkataanNya :

كَالَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ كَانُوا أَشَدَّ مِنْكُمْ قُوَّةً وَأَكْثَرَ أَمْوَالاً وَأَوْلاَدًا فَاسْتَمْتَعُوا بِخَلاَقِهِمْ فَاسْتَمْتَعْتُمْ بِخَلاَقِكُمْ كَمَا اسْتَمْتَعَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ بِخَلاَقِهِمْ وَخُضْتُمْ كَالَّذِي خَاضُوا أُولَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُوْنَ

"(Keadaan kalian wahai orang-orang munafik dan musyrikin adalah) seperti keadaan orang-orang yang sebelum kalian, mereka lebih kuat daripada kalian dan lebih banyak harta benda dan anak-anaknya daripada kalian, maka mereka telah menikmati bagian mereka, dan kalian telah menikmati bagian kalian sebagaimana orang-orang yang sebelum kalian menikmati bagiannya, dan kalian membicarakan (hal yang batil) sebagaimana mereka membicarakannya, mereka itu, amalannya menjadi sia-sia di dunia dan di akhirat  dan mereka itulah orang-orang yang merugi." (QS.At Taubah : 69)

Yang dimaksud menikmati bagian mereka adalah menikmati bagiannya dari syahwat  kemudian  Alloh Ta'ala menyatakan :

"Dan kalian membicarakan hal yang batil seperti apa yang mereka bicarakan, ini adalah pembicaraan dengan cara yang batil dalam agama Alloh Ta'ala, pembicaraan ahli syubhat", kemudian Alloh Ta'ala  menyatakan :

"Mereka itulah yang dihapuskan amalan mereka di dunia dan di akhirat, mereka itulah orang-orang yang merugi, maka Alloh Subhanahu wa Ta'ala menyandarkan terhapusnya amalan dan mendapatkan kerugian dengan mengikuti syahwat dan syubhat." (lihat Ar Risalah Ibnul Qoyyim, hal. 16-17).

wallohu a'lam bish showab

UntukNya bukan untukmu..


Saudaraku...

Jangan engkau mengingkari kemungkaran dengan sebab dirimu dan hawa nafsumu

bahkan ingkarilah dia karena keimananmu

apabila drimu mengingkari sesuatu kemungkaran

Semangatlah karena Alloh Azza wa Jalla

niscaya Dia akan menolongmu atas ketergelinciranmu

dan membantumu atas ahlinya


apabila dirimu mengingkari kemungkaran karena nafsumu, syaithonmu dan watakmu

niscaya Dia akan merendahkanmu

Dia tidak akan membantumu atas ahlinya dan dirimu tidak akan mampu mencegah ketergelinciranmu


keimanan itulah sang pengingkar

maka setiap orang yang mengingkari kemungkaran akan tetapi tidak dengan keimanan maka ia bukanlah sang pengingkar


Ingkaru mungkar bukan karena dirimu

keberadaannya karena Alloh Azza wa Jalla bukan karena makhluk

Ingkar mungkar karena menolong agama Alloh Azza wa Jalla bukan untukmu


lahu laa laka


wallohu a'lam bish showab

Senin, 10 Januari 2011

Yaa Robbi sungguh ampunanMu kuharapkan


Wahai jiwa yang selalu melakukan kesalahan dan kemaksiatan

yang senantiasa meninggalkan perintah Ar Rohman

yang senantiasa menuruti kebinasaan

Sampai kapankah engkau melakukannya..?

Sampai kapankah engkau lari dari segala yang mendekatkanmu pada Robbmu..?

engkau mendambakan dunia

dan berlindung dari siksa akhirat dengan sesuatu yang tidak ia miliki

engkau tidak yakin dengan rizki Alloh 'Azza wa Jalla

Demi Alloh, tidak bermanfaat lagi nasehat

berbagai peristiwa tidak membuatmu bergeming

waktu tidak bisa menyadarkanmu

kematian tidak membuatmu mendengar peringatan

seakan-akan engkau hidup selamanya


Alloh Subhanahu wa Ta'ala berkata :

فَلَمَّا زَاغُوا أَزَاغَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ ۚ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ

" maka tatkala mereka berpaling (sesudah mendapat petunjuk), maka Alloh palingkan hati mereka, dan Alloh tidaklah memberi petunjuk pada kaum yang fasik ".(QS. Ash Shof : 5)


Setelah berlalu masa kemesraan

Engkau berharap sesuatu yang berlalu

Mengapa engkau tidak datang

disaat rambut kepala belum beruban


Yaa Robbi sungguh ampunanMu kuharapkan


wallohu a'lam bish showab

Aku Jatuh Cinta


" Aku jatuh cinta "

Betulkah ?

Tanyalah pada hatimu jika engkau jatuh cinta ?

Cinta adalah misteri, tapi cinta menjatuhkan para raja dari singgasananya, membuat sakit jiwa orang yang dirundungnya, Tapi cinta pula yang membawanya kepada istana, meninggikan ruh hamba kepada Robbnya ke surga yang tertinggi lagi mulia.

Al Imam Ibnul Qoyyim rohimahulloh seorang alim pemerhati masalah cinta, mengungkapkan makna cinta dari sisi bahasa, " mahabbah " ungkapan dalam bahasa arab, berasal dari kata hubb, ada 5 makna bagi cabang hubb,

pertama, ash shofa wa al bayadh artinya putih bersih.

kedua, al uluww wa azh zhuhur artinya tinggi dan kelihatan.

ketiga, al luzum wa ats tsubut artinya terus menerus dan konsisten.

keempat, lubb artinya inti atau sari pati, oleh karena itu orang yang tercinta disebut habbat qolb.

kelima, al hifzd wa al imsak adalah menjaga dan menahan.

Kata cinta dalam bahasa arab sangatlah bernuansa, beberapa orang berusaha memaknai cinta dengan melihat sebab munculnya cinta, tanda-tandanya, buah atau hasilnya cinta, definisi cinta yang bisa dimaklumi.

Beberapa makna cinta adalah :

  • Kecenderungan seluruh hati yang terus menerus (kepada yang dicintai).
  • Kesediaan hati menerima segala keinginan orang yang dicintainya.
  • Kecenderungan sepenuh hati untuk lebih mengutamakan orang yang dicintai daripada diri dan harta sendiri, seia sekata dengannya, baik sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, kemudian merasa bahwa cintanya masih kurang.
  • Pengembaraan hati karena mencari yang dicintai, sementara lisan senantiasa menyebut-nyebut namanya.
  • Menyibukkan diri untuk mengenang yang dicintainya dan menghinakan diri kepadanya.

Manakah yang sesuai dengan cinta yang ada dalam hatimu?


Cinta memang rasa dalam qolbu membaur dalam nuansa rasa yang tak terucapkan, hanya dapat dirasa, namun sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata.

Ibnul Qoyyim rohimahulloh mengatakan tidak ada batasan cinta yang lebih jelas daripada kata cinta itu sendiri. Makna cinta tidak bisa dilukiskan hakikatnya secara jelas, keculai dengan dengan kata cinta itu sendiri.


Dua Cinta

Sumber munculnya cinta ada dua :

pertama, cinta yang bersifat fithri jibiliyah atau naluriyah yang telah Alloh Ta'ala ciptakan secara alami pada jiwa manusia.

kedua, cinta yang bersifat sababi kasbi yang muncul karena diusahakan melewati suatu proses yang dilakukan oleh manusia yang terlingkupi cinta tersebut.

Cinta fithtri jibiliyah tidaklah menyebabkan engkau dicela, sebab Alloh Ta'ala telah menciptakannya sebagai suatu fitroh dalam dirimu.

sedangkan cinta sababi kasbiyah adalah cinta yang muncul karena kehendak orang yang terlingkupi cinta tersebut, dimana Alloh Ta'ala akan memberikan hukuman pada pelakunya apabila  cintanya berpaling dari hal-hal yang di ridho'i Alloh ta'ala.

Cinta yang bersifat naluriyah maupun cinta yang tumbuh karena usaha haruslah diletakkan sesuai pada tempat yang benar, jika kedua wujud cinta itu dimunculkan sesuai takaran dan mengikuti aturan Dzat yang menciptakan cinta, pasti yang muncul adalah kemaslahatan bagi sang pecinta, siapun dia dan apapun yang menjadi obyek cintanya.



Cinta dan Alloh 'Azza wa jalla

  • Cinta kepada Aloh Ta'ala
Cinta kepada Alloh Ta'ala adalah sumber segala wujud cinta sejati, sebab cinta kepada Alloh Ta'ala adalah sumber keabadian cinta, sehingga cinta yang paling sejati, akan mengangkat martabat sang pecinta, bahkan derajat amal perbuatan sang pecinta. Mencintai Alloh Ta'ala merupakan kewajiban yang teramat agung, ia adalah pondasi setiap amal sholih.

Semua amal sholih berasal dari cinta yang terpuji, jadi sumber cinta yang terpuji adalah cinta kepada Alloh Ta'ala, sebaliknya amal yang bersumber dari cinta kepada selain Alloh Ta'ala tidak akan pernah menjadi amal sholih.

  • Cinta sesuatu karena Alloh Ta'ala
Rasa cinta kepada sesuatu yang menjadi konsekuensi cinta kepada Alloh Ta'ala, tanpa rasa cinta ini seorang hamba tidaklah dikatakan cinta kepada Alloh Ta'ala, cinta yang wajib hukumya.

قُلۡ إِن كُنتُمۡ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى يُحۡبِبۡكُمُ ٱللَّهُ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡ‌ۗ

"Katakanlah jika kalian benar-benar cinta kepada Alloh maka ikutilah aku (Muhammad) niscaya Alloh akan mencintai kalian dan mengampuni doda-dosa kalian ".(QS. Ali Imron : 31).

  • Cinta sesuatu di jalan Alloh Ta'ala
Cinta ini bisa berawal dari cinta yang yang bersifat fithri jibiliyah, tapi ini tidaklah cukup, Cinta yang menggiring sang pecinta kepada kebaikan dan ketaatan kepada Alloh Ta'ala, seperti mencintai suami atau istri, orang tua atau apapun di jalan Alloh Ta'ala, cinta yang seperti ini hukumnya wajib, tapi jikalau cinta ini justru menjerumuskan sang pecinta kepada yang harom, maka hukumnya menjadi harom dan ini bukan dinamakan cinta karena Alloh ta'ala.

  • Cinta sesuatu bersamaan dengan cinta kepada Alloh Ta'ala
Cinta kepada selain Alloh 'azza wa jalla, cinta kepadaNya bersamaan cinta kepada selain Alloh Ta'ala sebagaimana cintanya kepada Alloh Ta'ala.

وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَتَّخِذُ مِن دُونِ ٱللَّهِ أَندَادً۬ا يُحِبُّونَہُمۡ كَحُبِّ ٱللَّهِ‌ۖ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَشَدُّ حُبًّ۬ا لِّلَّهِ‌ۗ

"dan diantara manusia ada orang yang menjadikan dari selain Alloh sebagai tandingan, mereka mencintai mereka seperti mencintai Alloh, dan orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Alloh ".(QS. Al baqoroh : 165).

Rasa cinta Ini juga bisa bermula dari cinta jibiliyah, seperti cinta kepada orang tua, suami, istri. saat cinta ini mencapai tingkat sebagaimana cinta kepada Alloh Ta'ala, maka yang ini hukumnya harom.



Salahkah aku jatuh cinta?


"Kala hati sedang hampa, dia muncul membawa pesona"

aku jatuh cinta, apakah aku berdosa   ?

Saat awal kehidupan, cinta kepada orang tua anugerah terindah dimana kita rasakan sampai akhir hayat kita, kemudian disaat tumbuh menjadi dewasa, saatlah mengenal cinta yang lain yang begitu rentan dengan godaan syaithon,

Adakah dosa jatuh cinta?

Alloh Subhanahu wa Ta'ala berkata :

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ ٱلشَّهَوَٲتِ مِنَ ٱلنِّسَآءِ وَٱلۡبَنِينَ وَٱلۡقَنَـٰطِيرِ ٱلۡمُقَنطَرَةِ مِنَ ٱلذَّهَبِ وَٱلۡفِضَّةِ وَٱلۡخَيۡلِ ٱلۡمُسَوَّمَةِ وَٱلۡأَنۡعَـٰمِ وَٱلۡحَرۡثِ‌ۗ ذَٲلِكَ مَتَـٰعُ ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا‌ۖ وَٱللَّهُ عِندَهُ ۥ حُسۡنُ ٱلۡمَـَٔابِ

"dijadikan indah bagi manusia kecintaan kepada syhwat berupa wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang, demikian itulah kesenangan hidup dunia, dan disisi Alloh sebaik-baik tempat kembali ".(QS. Ali Imron : 14).

Cinta kepada lawan jenis, perasaan ini takkan bisa ditolak bagaimanapun caranya, karena termasuk cinta naluriyah, rasa cinta yang ibaratkan pisau bermata dua. Cinta yang bersifat fitroh menjadi ibadah tatkala dijalani sesuai dengan aturan syari'at, sebaliknya akan menjadi dosa apabila melanggar batas-batas  syari'at.

Pernikahan adalah jalan yang terindah dalam mewujudkan cinta naluriah, sebelum engkau mampu maka tidak ada jalan lain kecuali menjaga hati dan pergaulan. Hal ini juga dengan menjaga pandangan kepda lawan jenis, tidak bersepi-seoian, tidak bercampur baur atau bahkan dengan cara berpuasa,

sebagaimana Rosululloh Sholallohu 'alaihi wa sallam berkata :

“Wahai sekalian para pemuda barang siapa diantara kalian telah mampu baah (menikah dgn berbagai macam persiapannya) hendak menikah krn menikah lebih menundukan pandangan dan lebih menjaga kehormatan. Barang siapa yg belum mampu menikah hendaklah puasa karena puasa merupakan wijaa (pemutus syahwat) baginya.” ( Bukhori 4/106 dan Muslim  1400 dari Abdulloh Ibnu Mas'ud rodhiyaallohu 'anhu).

tentu saja juga solusinya adalah mengisi dengan kesibukan yang bermanfaat,seperti  ibadah atau menuntut ilmu syar'i.


Bila salah cinta ?!


Cinta yang benar-benar mencengkram hati sehingga sulit untuk keluar dan lepas dari jeratannya, bila kondisi ini dibiarkan pasti akan berujung pada kesengsaraan pelakunya, apa yang harus dilakukan?

Menikah ini bila memungkinkan..

akan tetapi harus sesuai dengan anjuran Nabi shollallohu 'alahi wa sallam, beliau berkata :

"Aku tidak melihat sesuatu yang lebih baik bagi dua orang yang saling mencintai seperti nikah".(riwayat Ibnu majah).

Diriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam  berkata :

"Tiga hal yang barangsiapa ketiganya ada pada dirinya, niscaya dia akan mendapatkan manisnya iman. Hendaklah Alloh dan RosulNya lebih ia cintai daripada selain keduanya, dan hendaklah dia mencintai seseorang dan tidaklah dia mencintainya melainkan karena Alloh, dan hendaklah dia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Alloh selamatkan dia dari kekufuran itu sebagaimana dia benci untuk dilemparkan ke dalam neraka.” (Bukhori no. 16 dan Muslim no. 43).


Cinta kepada Robbku penyebab sakitku

Sedangkan Robbku adalah penyembuhku


wallohu a'lam bis showab